Baru saja aku baca cerita di wordpress seorang teman, dia cerita tentang pengalamannya daftar PTN dulu. Lucu. Jadi keinget kisah sendiri dan tertarik pula buat crita di sini. Siapa tau bisa membantu *ragu*. Hahahahhaha. Entah tanggal berapa dulu, aku lupa, aku ikut UM UGM tahun 2009. Sehari sebelum test, sore, aku berangkat dari Solo bersama teman satu sekolahku, Uyung. Kita berangkat naik sepeda motor. Aku di depan. Baru sampai daerah Kartasura, hujan mengguyur. Karena rumah temanku itu ada di Sawit, jadi kami putuskan untuk mampir saja dulu ke rumah dia, ngiyup. Sampai menjelang maghrib, hujan tak kunjung berhenti malah semakin deras dan seram saja. Yahhhh..pada dasarnya emang aku orangnya keras kepala, aku memaksakan untuk menerobos hujan. Sudah pasti rencanaku dilarang keras oleh ibunya Uyung. Hujan, angin, petir pula. Agak sedikit gondok sama ibunya Uyung, tapi ya mau gimana lagi, aku nurut juga.
Usai maghrib, hujan tak kunjung reda juga, padahal besuk ujiannya
pagi, jam 7 kalo kalau tidak salah.Ibunya Uyung menyerah. Kami melanjutkan
perjalanan menembus hujan. Mantel yang kami kenakan tak mampu menahan derasnya
hujan, basah semua. Sejujurnya aku baru kali ini ke UGM dengan sepeda motor
bersama teman yang juga belum tau dimana UGM itu berada. Hujan dan tak tahu
jalan. Aku masih ingat seberapa deras hujannya waktu itu, sampai kalau ada
mobil atau bus lewat jarak pandang hanya 1-2 meter saja. Belum Petirnya.
Lengkap sudah. Perjalanan kami tempuh sekitar 3 jam dengan melewati AMPLAZ
sebanyak dua kali. Baru setelah menjadi mahasiswa UGM aku sadar kalo ke UGM
dari Solo melewati AMPLAZ dua kali itu adalah kebodohan. Artinya, kami berputar
dan melewati ringroad sampai melewati Jalan Solo-Jogja LAGI. Bodoh juga pikirku
sekarang. Tapi itu dulu, hahahhahhaha. Sampai di depan RRI untuk kedua kalinya,
aku pasrah dan menelepon kakakku untuk menjemput kami. Tak berapa lama kakakku
datang dengan sepeda motornya dan kami mengikuti. Basah kuyup, kami sampai di
kos an kakakku dan berlalu masuk ke kamar. Kos an khusus cowok. Oke. Anggap
saja kami cowok. Aku bongkar tasku dan basah kuyup. Aku jemur
pakaian-pakaianku, berharap besok bisa dipakai.
Paginya aku bangun dan mendapati ternyata pakaianku sudah, masih
basah kuyup. Gontai kembali ke kamar dan pasrah. Aku mandi bergantian dengan
temanku, kakakku membelikan kami sarapan. Aku kenakan pakaianku yang basah
kuyup dan meminjam jaket kakakku yang asytaghfirullah baunya.
Cowok, Oke cukup tahu.
Tidak tahu dia dapat sarapan dari mana sepagi itu, dengan lahap
kami memakannya dan bersiap untuk berangkat. Aku naik sepeda motor dan langsung
ke Farmasi, karena di sanalah tempat ujianku. Sedangkan Uyung di antar kakakku
ke Teknik Sipil. Sedikit risih dengan pakaian basahku, aku tidak kesulitan
menemukan ruangan dan tepat duduk. Baru berapa saat aku duduk, Uyung mengabari
kalau dia salah ruang, bukan hanya itu, dia salah gedung. Seharusnya dia ke
gedung D3 tapi malah di S1, dan jaraknya jauh. Aku suruh dia menghubungi
kakakku saja yang sudah balik ke kos, karena memang aku juga tidak tahu jalan
ke D3 Teknik Sipil.
Duduk tenang di bangkuku, teman sebelah kiriku adalah seorang
cowok Chinish berkacamata, begitu rapi dan sebelah kananku cowok selengekan
dengan tas menyamping. Benar-benar kontras, inilah dunia perkuliahan pikirku.
Soal mulai aku kerjakan. Tetangga sebelah kiriku begitu khusuk, dan benar saja
aku menoleh ke sebelah kanan, dia melempar satu bendel soal ke atas tasnya di
lantai, dan menggunakan satu bendel lainnya untuk KIPASAN. Laki-laki. Beberapa
saat kemudian, kruweelll
kruweeelll kruweeellllll. AAaaarrrrggghhh....perutku
muleessss sakit banget. Makanan apa yang aku makan pagi ini kakakku tercinta.
Laki-laki. Pakaian basah dan perut mules, lengkap sudah penderitaanku. Kalo
dilihat langsung tiga sejajar ini benar-benar, Rrrrrrrrwwww banget. Aku kerjakan soal sebisaku
sambil tentu saja memegangi perutku yang sakitnya aduhai sangat ini. Semrawut
sekali UM ku ini.
Pengumuman datang dan aku diterima di Fakultas Biologi, pilah ke
dua ku. Iseng, aku cari teman duduk sebelah kanan dan kiri saat UM dan yaaahhhhhh keduanya tidak
diterima. Sekian cerita saya, mungkin dari kalian ada yang bisa mengambil
hikmahnya *ragu* Haahhahahhahahha