Makanan pertama yang harus dimakan ketika sampai di
Papua adalah Papeda. Papeda itu semacam bubur dari sagu yang dimakan bersama
kuah kuning. Tepung sagu dicampur dengan air panas kemudin diaduk sampai rata
dan mengental seperti lem. Kuah kuning berasal dari kaldu ikan dan biasa
dicampur dengan daging ikan atau hewan laut seperti kepiting. Cara mengambil
papeda juga unik, piring harus diisi dengan kuah kuning terlebih dahulu agar
papeda tidak lengket, kemudian papeda yang kental disendok dengan garpu dan
diputar-putar dengan garpu yang lain sampai putus dari adonan besarnya. Ketika
disantap, papeda tanpa dikunyah langsung ditelan. Untuk beberapa orang (misalnya saya) memakan papeda
banyak-banyak dapat menyebabkan mual karena tidak dikunyah.
Makanan yang khas dari Temi itu apa ya??? Kurang tau
juga, tapi ada beberapa makanan enak yang dapat ditemukan disana, misalnya
lontar. Lontar adalah semacam kue (memang kue) pie, isinya telur, tepung dan
mentega. Rasa surga harganya pun selangit. Satu piring besar mencapai 100K. Ada
juga mie kasbi, mie kuning dengan kaldu ayam ditambah potongan kasbi (sigkong
atau ubi kayu) yang sudah digoreng. Bisa juga ditambah udang rebus. Mantaaabss!!! Kalau teman-teman main ke
pasar, ada jajanan wajib yang berceceran disepanjang jalan di pasar, yaitu
pisang goreng, roti gula dan donat. Temi memang banyak ditumbuhi pohon pisang,
entah ditanam atau tumbuh sendiri, yang jelas ada banyak pohon pisang di sana.
Roti gula dan donat yaa selayaknya di Jawa, manis. Harganya juga manis, cukup
dengan 1K saja. Ketika teman-teman berjalan-jalan di malam hari di sepanjang
jalan di kota Temi, maka akan terlihat obor-obor yang dinyalakan di atas meja
dengan hidangan yang beragam. Tempat penjualan makanan tersebut berjajar
menggunakan meja ada juga yang seperti kios-kios. Tempat tersebut dipanggil
Pasar Obor. Makanan yang dijual beragam, misalnya donat dan pisang (lagi dan
lagi). Tapi ada nuansa lain juga, ada yang menjual ikan goreng, roti tawar,
roti kelapa, roti kacang dan pisang goreng dan donat lagi. Hehe^^.
Kebiasaan orang Temi, dan Papua pada umumnya
adalah mengunyah (bukan memakan) buah pinang. Selayaknya orang Jawa nginang, sabut yang ada pada buah pinang
ditambah dengan kapur dikunyah-kunyah sampai berwarna merah dan dibuang sarinya
lewat meludah. Tidak heran pula, jika disepanjang jalan banyak penjual pinang
dan teman-temannya berjajar siang dan malam. Orang bilang, mengunyah pinang
dapat membuat gigi kuat dan sehat.
Yaaa...sepertinya ada benarnya juga sih (#sok
tau), ada kapur dan mengunyah-ngunyah sabut memang melatih gigi agar kuat.
Tapi bila teman-teman berjalan di sepanjang jalan di manapun di Temi, jalan
berwarna merah. Ini adalah aktivitas yang belum dan sepertinya tidak akan
pernah saya coba. Sekian dan terima kasih. Ammuke!
Kristin makan pinang (Photo by Ryan)
Meco makan pinang (Photo by Ryan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar