Sampai di Papua? Jangan lupa, setting waktu dulu jadi GMT+9. Selanjutnya mau kemana? Bagaimana
kalau ke Teminabuan. Pengalaman ke Teminabuan saya adalah ketika saya KKN
(Kuliah Kerja dan Nguli) tahun 2012. Lokasi tempat saya KKN adalah salah satu
kabupaten di Papua Barat, yaitu Sorong Selatan, dengan konsentrasi kegiatan di
Teminabuan. Dulu, pusat pemerintahan Sorong Selatan berada di Temi, namun
sekarang sudah di pindah ke Sesna yang untuk ke sana harus melewati hutan lebat
dan banyak Distrik lain. Teminabuan atau biasa disebut Temi dapat dijangkau
dari Bandara Kota Sorong menggunakan jalur transportasi darat, laut maupun
udara. Jalur laut ditempuh cukup lama, ombak yang besar dan kapal yang tidak
sedap dipandang mata. Sedangkan, jalur udara menggunakan pesawat perintis yang
langsung mendarat di Bandara Teminabuan, Namun tidak jelas kapan jadwal
penerbangannya. Intinya, jalur yang paling memungkinkan untuk ditempuh adalah
jalur darat menggunakan mobil Strada atau L200 yang dapat disewa di luar
Bandara Kota Sorong. Tarif 150K untuk DingDong,
istilah duduk di bak belakang dan 250K untuk duduk dikursi penumpang.
Naik L200
Bandara ke Teminabuan dengan L200 bisa ditempuh dalam
4-5 jam, tergantung cuaca. Sekedar berita, tidak ada istilah musim hujan dan musim
kemarau di Papua karena memang hampir setiap hari hujan dan setiap hari pula
panasnya na’udzubillahi min dzalik.
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa karena
jalur yang ditempuh bisa dibilang off
road. Yaaa, setidaknya lebih bagus dibandingkan dua tahun lalu yang
jalannya sama sekali belum rata. Jika teman-teman datang 5-10 tahun lagi
mungkin sudah beraspal semua. Jalan tersebut menembus hutan belantara dan
tebing-tebing batu cadas putih yang cantik seperti gergaji. Orang sana bilang
Bukit Gergaji. Kalau saya yang bilang sih punden berundak hasil parutan
buldoser hehe. Tapi Bukit Gergaji bisa jadi spot yang bagus untuk teman-teman
yang ahli fotografi. Menembus hutan juga tidak kalah menarik, pohon-pohon tua
yang tingginya berkisar 20-50 meter menjulang tinggi di kanan dan kiri jalan
dengan burung-burung bertengger di atasnya. Tebing di sisi-sisi jalan juga
dihiasi anggrek liar cantik berwarna pink-ungu seperti pagar hidup. Hutan
semacam itu, TIDAK ada di Jawa. Cantik.
Penginapan sulit diperoleh di Temi karena memang bukan
lokasi wisata dengan objek yang melimpah. Hanya ada satu hotel, Hotel Nusa
Indah. Namun, bila teman-teman menyandang almamater atau sejenisnya dan sedang
dalam rangka tugas yaa..seperti saya ini, (menaikkan
kerah baju) KKN, teman-teman bisa menginap di rumah warga. Tinggal
strateginya gimana aja biar bisa menginap. Misalnya
ijin ke tempat Pak RT atau Orang Terpandang di kampung, dan bercerita p x l x t mengenai tujuan datang dan
betapa indahnya Papua, di akhir cerita silakan dibubuhi kesulitan mendapatkan
tempat menginap. Tapi hati-hati, karena standar harga Jawa dan Papua itu jauh
berbeda, jadi pastikan dengan tegas apakah penginapan itu bayar atau tidak ^^ Ammuke!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar