Teminabuan memiliki arti kata yang sesuai dengan topografi
wilayahnya. Daerah muara dengan sejuta sungai (belum pernah saya hitung, tapi kalau gak percaya bisa coba dihitung
sendiri). Beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi hampir semuanya
adalah sungai, seperti Panta Kapal sebuah sungai yang membelok seperti pantat
kapal dengan tebing tinggi sebagai embatas sungai, bisa dialihfungsikan atau
biasa digunakan sebagai papan loncat indah bagi para pengunjung. Anak-anak
kecil pun bisa salto di udara lalu nyebur
ke air. Pemandangan yang wowwww. Ada
juga Tugu Trikora dengan cerita sejarahnya (maaf
saya bukan jurusan IPS jadi bukan ranah saya untuk menjelaska n sejarahnya
#alibi). Pelabuhan lama dan pelabuhan baru, di sana teman-teman bisa
memancing atau sekedar menghabiskan waktu sore melihat-lihat. Pelabuhan lama
menyuguhkan keindahan laut, hutan mangrove dan lokasi memancing, pun demikian
dengan pelabuhan baru. Kalau mau hasil pancingan lebih besar, teman-teman dapat
menyewa perahu nelayan atau sekedar mengganti uang bensin apabila teman-teman
sudah berkenalan dengan warga di sana. Perahu akan masuk ke daerah muara dan
ikan-ikan di sana memang sungguh wowww!!!
macam ikan merah, ikan panjang dan ikan-ikan yang besarnya bisa segede paha masing-masing. Dengan uang
yang cukup berlebih, yaaa...sekitar 900K ditambah kecakapan bersilaturahmi, teman-teman bisa menyewa
perahu atau bisa juga disebut feri (cukup untuk 20 orang) untuk memancing cukup
jauh dekat pulau tak dikenal sana. Dengan perjalanan sekitar 2 jam naik perahu
tersebut, hasil pancingan bisa sangat memuaskan. Stike! Pulau yang tak dikenal itu bisa jadi pemandangan menarik
tersendiri, pulau tak dihuni manusia hanya ada hutan dan rusa beserta
hewan-hewan lain. Selamat menikmati!
Masih banyak lagi objek wisata yang bisa dikunjungi, Kali Sembra
salah satunya. Dengan naik ojek 15K saja dari pasar lama (tempat saya
menginap), air yang jernih dan pemandangan hijau yang apik siap disantap mata.
Cukup dengan wisata sungai, wisata danau juga ada, namanya Danau *tuttttttttt (lupa). Saya sarankan datang
ke sana saat masih pagi buta, yaa sekitar jam 5-6 pagi berangkat dari pasar
lama. Pemandangannya akan lebih cantik saat sunrise.
Bagi teman-teman yang ahli fotografi lokasi-lokasi tersebut memiliki banyak
spot fotografi yang menjanjikan. Jangan lupa membawa tripod untuk memotret air terjunnya^^
Bagi yeng cakap bersilaturahmi atau yang berkelebihan uang
bisa menyewa L200 untuk berjalan-jalan ke Distrik Konda. Pecinta tantangan akan
lebih menyukai perjalanan ke sana. Jalannya masih off road, lebih dahsyat dibandingkan perjalanan dari Sorong ke
Temi, apalagi kalau yang menyetir sangat
ahli. Wooowwwww!!! Sambil berdiri
di bak terbuka L200, pegangan yang erat dan berteriak sesuka hati di tengah
hutan sungguh sangat menyenangkan. Suara teriakan akan bersaing dengan kocehan
burung-burung yang bersembunyi di hutan. Saran: Silakan servis L200 sebelum
melakukan perjalanan ke Konda, berhati-hati dalam menyetir karena bemper bisa
patah dan duduk di bak terbuka lebih menyenangkan. Anggrek hutan di sisi-sisi jalan
pun jumlahnya lebih banyak dibandingkan perjalanan ke Temi. Di tengah
perjalanan teman-teman akan berjumpa dengan beberapa orang yang biasa disebut
penjahat karena melakukan illegal logging.
Kayu-kayu itu!!! #nangisdarah. Di
hutan tersebut teman-teman dengan didampingi oleh warga bisa melakukan
perburuan rusa, babi hutan atau apapun hewan yang ingin diburu. Kalau tidak
ingin repot, di perjalanan jika sedang beruntung seperti kami, teman-teman akan
bertemu dengan warga yang hendak menjual hasil buruannya ke kota, jadi bisa
dibeli di jalan dan lebih murah (tawar
dulu yaaa...!). Sampai di ujung Distrik Konda adalah pelabuhan nelayan
dengan rumah panggung warga yang khas. Pantainya berlumpur jadi kurang cocok
untuk bermain-main. Tapi, bagi ahli fotografi saya yakin bisa menemukan spot
yang menarik untuk dijepret. Ammuke!
wah,... oezi
BalasHapusntar jadi tour guide ya kalo aku mau maen2 ke sana
Kalo lagi ada rejeki lah, moga bisa ke papua lagi^^
Hapusbelum puas ke raja ampat nya :D