Selasa, 03 Februari 2009

Model Pembelajaran Sma Kelas 12

Sebagaimana kita ketahui bahawa siswa kelas 12 sma adalah siswa yang paling sensitif. Mengapa?? Ini adalah tahun terakhir bagi mereka untuk menganyam pendidikan secara formil (bahkan bisa dikatakan formal sekali).

Tahun ini siswa di berbagai sekolah mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan kebijaksanaan sekolah, berdasarkan rapat dewan guru. Namun, acap kali para ‘penggede’ sekolah kurang menyadari dan menanggapi ‘uneg-uneg’ siswa kelas tiga yang dalam kontekks ini justru menjadi objek kebijaksanaan sekolah dan menjadi subjek untuk menjalankannya.

Contohnya saja di salah satu SMA di solo. SMA ini menerapkan sistem TO (try out) di awal semester 2 dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun, ternyata ketika try out tersebut dilaksanakan, justru banyak sekali bab-bab semester 2 yang belum selesai diajarkan. Padahal menurut jadwal try out yang telah ditentukan, kegiatan siswa sangat padat. Mulai dari jam pelajaran tambahan pagi maupun sore, sampai mengikuti bimbel di luar sekolah. Hal ini sungguh sangat memberatkan siswa, sebab waktu yang dimiliki siswa hanya tersortir untuk kegiatan yang telah direncanakan sekolah. Padahal, menurut saya kegiatan yang direncanakan itu tidak sepenuhnya baik untuk diterapkan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Mengapa? Karena:

1) Guru hanya tersibukkan untuk menyelesaikan materi ang belum diajarka, sedangkan try out terus dilaksanakan.

2) Karena guru lebih condong pada menyelesaikan materi yang belum dibahas, siswa mau tidak mau harus patuh pada keputusan tersebut.

3) Waktu yang dimiliki siswa tersita pada rencana sekolah dan bimbel, sedangkan keduanya tidak berjalan seirama karena mempunyai prospek ke depan yang berbeda, walaupun sama-sama untuk kesuksesan UAN.

4) Dengan demikian, siswa tidak memiliki waktu untuk mengulangi materi yang secara subjektif belum ia pahami.

Sungguh sangat ironi melihat kedua lembaga yang memegang peranan penting dalam usaha untuk kesuksesan UAN siswa mempunyai prospek yang berbeda, yang pada akhirnya hanya akan membuat siswa bingung memilih mana yang harus diikuti.

Alangkah indahnya jika sekolah itu bekerja sama dengan suatu lembaga Bimbel untuk merencanakan kegiatan siswa mempersiapkan UAN. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih fokus pada satu prospek yang pasti dan mantab, serta lebih dapat dipercaya, sebab tidak hanya dari satu pihak saja. Dan tentunya, hal ini akan lebih menghemat waktu siswa sehingga masih mempunyai watu untuk istirahat dan menghilangkan ppenat yang menumpuk.

Semoga bermanfaat.