Rabu, 16 Januari 2013

IRI

Aku tidak iri pada orang dengan kekayaannya, dengan prestasinya, dengan banyak temannya, dengan kesempurnaan parasnya. Aku iri pada orang yang mampu membina hubungan dengan orang yang ia sayangi, yang mampu membagi hidupnya, menceritakan pribadi dan pengalamannya, percaya dan terus bersama dengan orang itu. Bagaimana? Ceritakan padaku! Bagaimana ia bias melakukan hal itu, hal yang belum bias aku lakukan, dan ia bias bahagia dengan itu. Aku iri pada kebahagiaan mereka, pada kesederhanaan mereka.

Kartu AS


[31122012] bahkan aku masih seperti dulu. Jantung berdegub cepat hanya dengan melihatmu. Senyumku merekah hanya dengan membaca pesan darimu. Bahagiaku dating, kamu kartu as ku. Rasa yang begitu sesederhana ini, tidakkah juga aku pantas memilikinya?
Bukan aku merendah atau murahan. Bukan aku tak punya harga diri. Mengapa memilih bahagia dengan cara yang sulit? Bahagia itu murah, bahkan gratis. Aku mencintaimu dengan teramat sangat sederhana. Berbahagialah bersamaku!

Diamku di Ruang Tamu

[13122012] Bebatuan warna-warni berdenting, terpantul karena jatuh ke lantai yang kusam. Angin bertiup menerbangkan debu yang melapisi perabotan di ruang tamu itu. Gelangku putus, manic-manik dari bebatuan alam tercerai-beraikan, terpisah satu sama lain. Usai sudah semuanya. Dalam sunyi aku bertanya, inikah yang kau inginkan?

Semanggi Tak Berdaun

[13122012] Di sebuah gang sempit, jalan menuju barak pengungsian korban erupsi Merapi, tumbuh rendah tanaman semanggi. Dikatakan jika menemukan semanggi berdaun empat, maka ucapkanlah permohonanmu. Aku hanya melihat, mengamati, kemudian berlalu. Aku tidak mencari. Aku tidak berhenti dan memilah satu-persatu dedaunan hijau itu. Bagiku tidak ada lagi permohonan. Aku semanggi tak berdaun.    

Kesepakatan


[13122012] Dikatakan pada suatu ketika oleh seseorang, bahwa cinta yang hakiki itu memerdekakan, membebaskan. Aku tidak sepakat. Bagiku cinta itu ada untuk membahagiakan kita. Kebebasan apa lagi yang ingin kita dapatkan. Kita sudah bebas mencintai siapapun dengan cara apapun dan sebesar apapun. Apa lagi yang ingin kita cari selain bahagia.
Cinta membawa kebahagiaan bagi pemiliknya, bagi penikmatnya. Bukan cinta yang memerdekakan kekasihnya, membiarkan kekasihnya pergi, berlaku semaunya. Cinta membahagiakan kita dengan konsekuensi. Membebaskan dalam konteks ini justru tindakan pengecut, memilih berada di zona aman, tidak melakukan apa-apa.
Bukan itu yang diinginkan cinta, cinta ingin kita bahagia. Cinta ingin kita bersama. Kebebasanmu adalah kesendirianmu. Cintai keluarga kita, teman kita, sahabat, kekasih dan Tuhan kita dengan memnuhi konsekuensi yang ada. Love the life!

Enough


[26112012] Saat aku sudah tidak punya siapa-siapa dan apa-apa, hanya ini yang bias dan akan terus aku lakukan. Aku tidak mengharapkan apapun darimu, dari kalian. Saat aku bahkan tidak tahu lagi aku atau dirimu yang melakukan sebuah kebohongan, sebuah kesalahan, tapi Tuhan tahu. Tuhan tahu ada apa atau siapa di antara kita. Aku hanya sudah terluka, sudah lelah. Aku dan kamu. Kita terasa begitu berbeda. Jalan yang aku tempuh tidak lagi searah denganmu, entah aku yang berhenti berjalan, atau kamu yang berputar haluan. Aku tidak tahu.

Minggu, 06 Januari 2013

Lost in Papua Part IV


Makanan pertama yang harus dimakan ketika sampai di Papua adalah Papeda. Papeda itu semacam bubur dari sagu yang dimakan bersama kuah kuning. Tepung sagu dicampur dengan air panas kemudin diaduk sampai rata dan mengental seperti lem. Kuah kuning berasal dari kaldu ikan dan biasa dicampur dengan daging ikan atau hewan laut seperti kepiting. Cara mengambil papeda juga unik, piring harus diisi dengan kuah kuning terlebih dahulu agar papeda tidak lengket, kemudian papeda yang kental disendok dengan garpu dan diputar-putar dengan garpu yang lain sampai putus dari adonan besarnya. Ketika disantap, papeda tanpa dikunyah langsung ditelan. Untuk beberapa orang (misalnya saya) memakan papeda banyak-banyak dapat menyebabkan mual karena tidak dikunyah.
Makanan yang khas dari Temi itu apa ya??? Kurang tau juga, tapi ada beberapa makanan enak yang dapat ditemukan disana, misalnya lontar. Lontar adalah semacam kue (memang kue) pie, isinya telur, tepung dan mentega. Rasa surga harganya pun selangit. Satu piring besar mencapai 100K. Ada juga mie kasbi, mie kuning dengan kaldu ayam ditambah potongan kasbi (sigkong atau ubi kayu) yang sudah digoreng. Bisa juga ditambah udang rebus. Mantaaabss!!! Kalau teman-teman main ke pasar, ada jajanan wajib yang berceceran disepanjang jalan di pasar, yaitu pisang goreng, roti gula dan donat. Temi memang banyak ditumbuhi pohon pisang, entah ditanam atau tumbuh sendiri, yang jelas ada banyak pohon pisang di sana. Roti gula dan donat yaa selayaknya di Jawa, manis. Harganya juga manis, cukup dengan 1K saja. Ketika teman-teman berjalan-jalan di malam hari di sepanjang jalan di kota Temi, maka akan terlihat obor-obor yang dinyalakan di atas meja dengan hidangan yang beragam. Tempat penjualan makanan tersebut berjajar menggunakan meja ada juga yang seperti kios-kios. Tempat tersebut dipanggil Pasar Obor. Makanan yang dijual beragam, misalnya donat dan pisang (lagi dan lagi). Tapi ada nuansa lain juga, ada yang menjual ikan goreng, roti tawar, roti kelapa, roti kacang dan pisang goreng dan donat lagi. Hehe^^.
Kebiasaan orang Temi, dan Papua pada umumnya adalah mengunyah (bukan memakan) buah pinang. Selayaknya orang Jawa nginang, sabut yang ada pada buah pinang ditambah dengan kapur dikunyah-kunyah sampai berwarna merah dan dibuang sarinya lewat meludah. Tidak heran pula, jika disepanjang jalan banyak penjual pinang dan teman-temannya berjajar siang dan malam. Orang bilang, mengunyah pinang dapat  membuat gigi kuat dan sehat. Yaaa...sepertinya ada benarnya juga sih (#sok tau), ada kapur dan mengunyah-ngunyah sabut memang melatih gigi agar kuat. Tapi bila teman-teman berjalan di sepanjang jalan di manapun di Temi, jalan berwarna merah. Ini adalah aktivitas yang belum dan sepertinya tidak akan pernah saya coba. Sekian dan terima kasih. Ammuke!
 Kristin makan pinang (Photo by Ryan)
 Meco makan pinang (Photo by Ryan)

Lost in Papua Part III

Warga teminabuan itu masih ramah-ramah, jauh beda dengan warga Kota Sorong yang kebanyakan adalah pendatang. Setiap berpapasan dengan siapapun akan tersimpul senyum manis di bibir dengan sapaan Pagi! Siang! Sore! atau Malam! Jangan bosan saja di sana untuk terus membalas atau memulai sapa dan tersenyum (walaupun sedang badmood #Serius). Meskipun wajah orang Papua itu sangar, namun hatinya baik jika kita juga baik. Jadi, teruslah bertegur sapa^^. Setiap sapaan biasa ditambha dengan kakak, adik, mama atau bapak. Orang yang lebih tua akan dipanggil kakak, yang lebih muda jadi adik, ibu-ibu sampai nenek-nenek dipanggil mama, bapak-bapak dipanggil bapak dan aku dipanggil nona. Sapaan selamat biasa menggunakan syaloom yang artinya selamat, seperti Anyongaseo!!! pada Bahasa Korea. Ada juga sapaan selamat tinggal dari anak-anak di SD YPK Kalfari Skendi yang sangat khas dan lucu, Ibu Daaa!!! Dengan intonasi Daaa!!! bernada sol la. Sedikit bercengkok dan khas anak-anak kecil. Kalau orang tua akan mengucapkan ammuke, bahasa Temi yang artinya selamat, atau ammuke wasanyo yang artinya selamat tinggal untuk sementara.
Istilahnya, orang Jawa kalo pindah ke Papua akan jatuh miskin, orang Papua pindah ke Jawa akan kaya raya memang benar. Biaya apapun sangat mahal, bisa 2-4 kal lipat. Wowwww!!! Teh kotak ya, teh kotak, yang biasa di jawa Cuma 3,5K disana 5K. Ojek beberapa ratus meter saja 5K. Mie ayam 12K. Nasi ayam dan susu sirup 23K. Nasi padang 25K. Gimana gak jatuh miskin tuh. Kendaraan umum yang ada adalah taksi (istilah papua untuk angkot) dengan tarif 5K jarak dekat dan disewa untuk jarak jauh. Ada lagi ojek yang jumlahnya jutaan. Tukang ojek memakai helm warna merah dengan nomer di bagian belakangnya. Hampir seluruh pelosok Temi dilalui oleh ojek ini, tidak ada kesulitan untuk mendapatkan ojek. Dalam satu menit saja, bisa ada 3 ojek yang lalu-lalang di jalan di depan rumah. Ammuke!

Biji Karet


Dengan biji karet, lagi-lagi aku dan teman-temanku punya kegiatan buat ngisi waktu luang. Yah..lumayan lah, daripada cuman dudul mimbik-mimbik depan burjo. Al kisah, setelah proposal kami didanai oleh DIKTI dalam program PKMM, yah semacam Kuliah Kerja Nyata gitu, kami berlima, aku-Jati-Dee-Agus-Arum langsung merubah arah peredaran ke Polokarto, Sukoharjo. Ada apa di sana?
Personil gaya di kebun karet (minus Agus-dia yang motret :P)
Biji Karet yang dihasilkan dari perkebunan karet di Polokarto bisa dibilang belum dimanfaatkan sama sekali, Cuma dibuang. Padahal nih ya aku kutipin dari proposal kami:
Indonesia memiliki perkebunan karet terluas di dunia.  Perkebunan karet PTPN IX Batujamus merupakan perkebunan karet kategori kelas A yang memberikan keuntungan terbesar di antara perkebunan lain di Jawa Tengah yang terletak di perbatasan Sragen dan Karanganyar, sebagian di Polokarto, Sukoharjo seluas 3.976,12 hektar.  Agus Hargianto SP, Administratur PTPN IX Batujamus/Kerjoarum, mengatakan bahwa hingga akhir Desember 2011, kebun karet diharapkan memberikan keuntungan hingga Rp 75 miliar. Akan tetapi, keuntungan perusahaan tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat sekitar perkebunan karet, terutama di kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Sekitar 50% penduduk Polokarto merupakan rumah tangga prasejahtera dan sejahtera I. Walaupun tinggal di sekitar perkebunan karet, sekitar 73,7% mayarakat bekerja sebagai petani dan 19,4% bekerja sebagai buruh tani, industri dan bangunan. Hanya sekitar 1,8% penduduknya yang bekerja di perkebunan (Giyarsih, 2005). Hasil utama perkebunan karet ini adalah getah karet. Selain itu juga menghasilkan biji karet sekitar 19.880.600 biji karet per tahunnya. Sebagian kecil biji karet dimanfaatkan sebagai bibit tanaman, sedangkan selebihnya terbuang sia-sia, mengotori areal perkebunan dan menyebabkan semak yang dapat menyulitkan proses penyadapan getah karet (Tim Penebar Swadaya, 2008).
Biji karet mengandung banyak gizi, setiap 100 gram biji karet mengandung 27 g protein, 32.3 g lemak, 15.9 gram karbohidrat dan 9,1 gram air. Selain itu, biji karet juga kaya akan asam lemak esensial, yaitu tiamin 450,0 µg, asam nikotinat 2,5 µg, akroten dan tokoferol 250,0 µg. Asam amino yang terkandung dalam biji karet juga cukup lengkap, yaitu sebanyak 17 jenis dari 20 jenis asam amino essensial bagi manusia (Murni et al., 2008).”
Nahlo, sebagai anak muda yang bisa dibilang cuman ngatungin tangan ke orang tua, ini salah satu hal sepele yang bisa kami lakukan. Pagar Alaska (Pos Wirausaha Warga Sekitar Alas Karet). Di sana kami berbagi ilmu gimana caranya mengolah biji karet menjadi produk yang laku dijual, lumayan nambah penghasilan.
Biji karet bisa diolah jadi apa? Macam-macam makanan dan minuman, misalnya susu biji karet, emping, tempe, tahu, yogurt, donat, onde-onde, bakpia. Itu kegiatan kami bersama ibu-ibu PKK di sana. Harapannya program ini dapat dilanjutkan, oleh siapa? Yaa..kalo gak ada yang mau, nanti insyaallah saya akan melanjutkannya. Amiin.
Apa aja sih rincian kegiatannya?

“Program PAGAR ALASKA telah dilaksanakan mencapai 100% dari keseluruhan program yang direncanakan. Program tersebut meliputi persiapan, sosialisasi, workshop I, II, dan III. Tahap persiapan dilaksanakan selama Bulan Februari 2012. Tahap persiapan meliputi pemenuhan administrasi kegiatan, survei lapangan dan rapat besar. Administrasi kegiatan meliputi perijinan kegiatan kepada pemerintah daerah setempat, pembuatan x-banner, buku panduan pengolahan biji karet, melengkapi alat atau bahan yang dibutuhkan. Rapat besar dihadiri oleh ketua RT dan ibu-ibu pengurus PKK  yang bertujuan meminta ijin dan sarasehan kepada pihak terkait. Survei lapangan meliputi penyediaan bahan baku biji karet dan lokasi pelaksanaan program. Lokasi pelaksanaan kegiatan diselenggarakan di Balai Pertemuan Dukuh Denokan RT 01/RW 10.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2012 di Balai Pertemuan. Sosialisasi dihadiri oleh 36 peserta, yaitu ibu-ibu PKK Dukuh Denokan. Materi sosialisasi meliputi perkenalan anggota tim PKM-M, potensi dan manfaat biji karet, penjelasan rencana program kegiatan dan penyesuaian jadwal kegiatan PAGAR ALASKA.
 Donat Biji Karet
Tempe Biji Karet
Onde-onde Biji karet
Susu Biji Karet

Workshop I dilaksanakan pada tanggal 1 April 2012. Bentuk kegiatan berupa presentasi dan diskusi mengenai potensi dan manfaat biji karet, pengarahan dan praktek cara menghilangkan racun pada biji karet dan pengolahan biji karet menjadi susu biji karet. Cara menghilangkan racun biji karet disampaikan di awal program karena merupakan proses dasar dalam mengolah biji karet menjadi bahan makanan. Kegiatan ini dihadiri oleh 42 peserta.
Workshop II dilaksanakan pada tanggal 15 April 2012 dengan materi cara pengolahan biji karet menjadi onde-onde.Materi disampaikan dalam bentuk praktek secara berkelompok.Peserta yang hadir sebanyak 33 orang, dibagi menjadi empat kelompok kerja agar setiap peserta berperan aktif dalam mengolah biji karet. Untuk mengoptimalkan penyampaian materi pengolahan biji karet menjadi onde-onde, dibagikan buku panduan pengolahan biji karet kepada setiap peserta kemudian mendiskusikan isi materi dalam buku panduan tersebut bersama.
Workshop III dilaksanakan pada tanggal 29 April 2012 dengan materi cara pengemasan dan metode pemasaran produk hasil olahan biji karet. Jumlah peserta yang yang mengikuti workshop III adalah 38 orang. Materi disampaikan dengan cara presentasi dan diskusi. Cara pengemasan yang baik dan benar sangat penting dalam berwirausaha makanan karena merupakan salah satu sisi yang dapat menarik minat konsumen. Metode pemasaran yang disampaikan meliputi anggaran atau modal yang diperlukan untuk memulai usaha serta harga jual dan keuntungan yang akan didapat dengan menjalankan usaha pengolahan biji karet menjadi berbagai variasi makanan. Metode pemasaran yang benar mampu meningkatkan penjualan yang secara langsung meningkatkan laba, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam workshop III dibagikan kuisioner yang diisi oleh peserta workshop. Berdasarkan pengisian kuisioner, diketahui bahwa tim PKM-M telah mencapai keberhasilan sebesar 88% dalam melaksanakan program.
Lomba dan bazar dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2012. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk evaluasi pemahaman peserta tentang materi yang telah disampaikan. Lomba diikuti oleh 27 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok. Hasil olahan dari lomba berupa donat, tempe dan susu biji karet. Dengan demikian, telah terbukti bahwa peserta memahami cara pengolahan biji karet sesuai workshop yang telah dilaksanakan. Bazar berupa pameran masakan hasil lomba dan presentasi peserta lomba mengenai produk yang telah dibuat. Hasil lomba dan bazar dipamerkan kepada masyarakat Dukuh
Kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan modal awal keberlanjutan wirausaha yang dibangun. Materi yang telah disampaikan diharapkan mampu memotivasi ibu-ibu PKK untuk berwirausaha sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Bazar yang telah dilaksanakan merupakan promosi awal. Publikasi melalui blog dan jejaring sosial, Facebook, menjadi media promosi yang dikelola oleh Tim PKMM dan ibu-ibu PKK. Dengan demikian, ibu-ibu PKK Dukuh Denokan telah memiliki modal utama untuk memulai wirausaha berbasis potensi lokal.”
Panduan pengolahan biji karet bisa diunduh Di Sini