Minggu, 06 Januari 2013

Lost in Papua Part IV


Makanan pertama yang harus dimakan ketika sampai di Papua adalah Papeda. Papeda itu semacam bubur dari sagu yang dimakan bersama kuah kuning. Tepung sagu dicampur dengan air panas kemudin diaduk sampai rata dan mengental seperti lem. Kuah kuning berasal dari kaldu ikan dan biasa dicampur dengan daging ikan atau hewan laut seperti kepiting. Cara mengambil papeda juga unik, piring harus diisi dengan kuah kuning terlebih dahulu agar papeda tidak lengket, kemudian papeda yang kental disendok dengan garpu dan diputar-putar dengan garpu yang lain sampai putus dari adonan besarnya. Ketika disantap, papeda tanpa dikunyah langsung ditelan. Untuk beberapa orang (misalnya saya) memakan papeda banyak-banyak dapat menyebabkan mual karena tidak dikunyah.
Makanan yang khas dari Temi itu apa ya??? Kurang tau juga, tapi ada beberapa makanan enak yang dapat ditemukan disana, misalnya lontar. Lontar adalah semacam kue (memang kue) pie, isinya telur, tepung dan mentega. Rasa surga harganya pun selangit. Satu piring besar mencapai 100K. Ada juga mie kasbi, mie kuning dengan kaldu ayam ditambah potongan kasbi (sigkong atau ubi kayu) yang sudah digoreng. Bisa juga ditambah udang rebus. Mantaaabss!!! Kalau teman-teman main ke pasar, ada jajanan wajib yang berceceran disepanjang jalan di pasar, yaitu pisang goreng, roti gula dan donat. Temi memang banyak ditumbuhi pohon pisang, entah ditanam atau tumbuh sendiri, yang jelas ada banyak pohon pisang di sana. Roti gula dan donat yaa selayaknya di Jawa, manis. Harganya juga manis, cukup dengan 1K saja. Ketika teman-teman berjalan-jalan di malam hari di sepanjang jalan di kota Temi, maka akan terlihat obor-obor yang dinyalakan di atas meja dengan hidangan yang beragam. Tempat penjualan makanan tersebut berjajar menggunakan meja ada juga yang seperti kios-kios. Tempat tersebut dipanggil Pasar Obor. Makanan yang dijual beragam, misalnya donat dan pisang (lagi dan lagi). Tapi ada nuansa lain juga, ada yang menjual ikan goreng, roti tawar, roti kelapa, roti kacang dan pisang goreng dan donat lagi. Hehe^^.
Kebiasaan orang Temi, dan Papua pada umumnya adalah mengunyah (bukan memakan) buah pinang. Selayaknya orang Jawa nginang, sabut yang ada pada buah pinang ditambah dengan kapur dikunyah-kunyah sampai berwarna merah dan dibuang sarinya lewat meludah. Tidak heran pula, jika disepanjang jalan banyak penjual pinang dan teman-temannya berjajar siang dan malam. Orang bilang, mengunyah pinang dapat  membuat gigi kuat dan sehat. Yaaa...sepertinya ada benarnya juga sih (#sok tau), ada kapur dan mengunyah-ngunyah sabut memang melatih gigi agar kuat. Tapi bila teman-teman berjalan di sepanjang jalan di manapun di Temi, jalan berwarna merah. Ini adalah aktivitas yang belum dan sepertinya tidak akan pernah saya coba. Sekian dan terima kasih. Ammuke!
 Kristin makan pinang (Photo by Ryan)
 Meco makan pinang (Photo by Ryan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar