Kamis, 29 Januari 2009

nasehat untuk


Kata bisa menjadi sesuatu yang sangat bermakna, bilamana demikian? Bilamana kamu dirundung duka, kata itu berwujud sabar. Ketika dirimu sedang bersuka dan lupa diri, tertawa kesana-kemari, lose control, kata itu menjelma 'diam'. Ketika kamu sedang kesepian, hatimu hampa, tak da teman yang menemani, kata itu terucap 'menangislah'. Kata itu bisa bermakna dalam ketika kau ucapkan tak bertele-tele, tak bermaksud menggurui, hanya ingin meringankan. Ketika dirimu sedang dilanda cinta, dirundung duka, rindu yang menyesakkan dada, kata-kata itu tak berarti....sama sekali. Karena pasti begitu banyak yang ingin kau ucapkan, karena begitu banyak yang ingin kau dengar, tapi pasti...pasti tak kan ada yang dapat kau ucapkan, tak ada yang kau dengar kecuali celaan. Hanya saran, simpan dan tataplah cintamu, katakan lewat duka di matamu. Katakan lewat jernih air matamu. Mengaduhlah lewat jejak kakimu. Dibelakang-di bawah-tidak diulangi, dan tidak dilihat. Ya....memang begitu agar dia tidak lihat. Tapi bila kekasih tak da di sampingmu, merataplah lewat angin lalu, berharap ia membawa cinta padamu....tapi tutup mulutmu untuk oang lain, mereka: mereka takkan mendengarkanmu sperti yang kau mau, mereka takkan memperhatikanmu selayak kekasihmu. Lebih baik kau gunakan sabarmu untuk menanti datangnya cinta. Ternyata, diantara orang-orang itu ada segelintir yang diam-diam mendengarkanmu, hendak menolongmu.... Dia baik, dekati ia: teman. Sesekali jangan kau dekati orang senasib denganmu: ia mengerti'kan mu, tapi ia takkan peduli, itu menyakitkan. Bahkan ia belum tau jalan keluarnya, jangan kau tanya dia. Nice smile!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar