Minggu, 08 Mei 2011

Sepeti Ingin Tapi Tak Ingin


aku orang yang realistis, ketika kamu tidak dapat meyakinkanku, maka bukan kaumu orangnya.
aku hanya merasa tak punya siapa-siapa.
aku bukan orang yang membiarkanmu menuruti keinginanmu saja
sebenarnya, keegoisan itu punya siapa?
situasiku adalah tidak membiarkanmu melakukan sekehendakmu.
karena aku juga punya keinginan.
kau selalu dan selalu merasa kaulah yang paling menderita. Kamu yang paling serba salah. Tahukah kamu di sana, aku juga merasakan hal yang sama.
ketika kamu memaksakan kehendakmu, kau kira apa yang aku rasakan. Aku tak mau sayang itu. Sayang yang hanya membahagiakanmu saja, aku juga mau bahagia.
Kamu bertindak seolah akulah yang tak bisa dimengerti, kamu lah yang tak mau mengertiku.
aku buka selebar-lebarnya pintu hati ini, mengharapkan kamu mau menempati salah satu relung.
Tapi, kamu tetap saja tak mau menyapa.
Kamu hanya mengetuk dan melihat-lihat dari luar.

seperti menunggu sesuatu yang tidak pasti.
kamu tidak pernah memberi kepastian
dan aku benci itu.
aku tak ingin menyalahkanmu, aku hanya kecewa kau tidak menghargai aku yang membuka hati untukmu
kamu mengecewakanku begitu saja
dan pergi seolah-olah aku juga yang bersalah
aku benci penjelasanmu
aku benci ketidakmengertianmu
aku benci kata maafmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar