Sabtu, 01 September 2012

Lost in Papua Part I


Sampai di Papua? Jangan lupa, setting waktu dulu jadi GMT+9. Selanjutnya mau kemana? Bagaimana kalau ke Teminabuan. Pengalaman ke Teminabuan saya adalah ketika saya KKN (Kuliah Kerja dan Nguli) tahun 2012. Lokasi tempat saya KKN adalah salah satu kabupaten di Papua Barat, yaitu Sorong Selatan, dengan konsentrasi kegiatan di Teminabuan. Dulu, pusat pemerintahan Sorong Selatan berada di Temi, namun sekarang sudah di pindah ke Sesna yang untuk ke sana harus melewati hutan lebat dan banyak Distrik lain. Teminabuan atau biasa disebut Temi dapat dijangkau dari Bandara Kota Sorong menggunakan jalur transportasi darat, laut maupun udara. Jalur laut ditempuh cukup lama, ombak yang besar dan kapal yang tidak sedap dipandang mata. Sedangkan, jalur udara menggunakan pesawat perintis yang langsung mendarat di Bandara Teminabuan, Namun tidak jelas kapan jadwal penerbangannya. Intinya, jalur yang paling memungkinkan untuk ditempuh adalah jalur darat menggunakan mobil Strada atau L200 yang dapat disewa di luar Bandara Kota Sorong. Tarif 150K untuk DingDong, istilah duduk di bak belakang dan 250K untuk duduk dikursi penumpang.
Naik L200
 Bandara ke Teminabuan dengan L200 bisa ditempuh dalam 4-5 jam, tergantung cuaca. Sekedar berita, tidak ada istilah musim hujan dan musim kemarau di Papua karena memang hampir setiap hari hujan dan setiap hari pula panasnya na’udzubillahi min dzalik. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa karena jalur yang ditempuh bisa dibilang off road. Yaaa, setidaknya lebih bagus dibandingkan dua tahun lalu yang jalannya sama sekali belum rata. Jika teman-teman datang 5-10 tahun lagi mungkin sudah beraspal semua. Jalan tersebut menembus hutan belantara dan tebing-tebing batu cadas putih yang cantik seperti gergaji. Orang sana bilang Bukit Gergaji. Kalau saya yang bilang sih punden berundak hasil parutan buldoser hehe. Tapi Bukit Gergaji bisa jadi spot yang bagus untuk teman-teman yang ahli fotografi. Menembus hutan juga tidak kalah menarik, pohon-pohon tua yang tingginya berkisar 20-50 meter menjulang tinggi di kanan dan kiri jalan dengan burung-burung bertengger di atasnya. Tebing di sisi-sisi jalan juga dihiasi anggrek liar cantik berwarna pink-ungu seperti pagar hidup. Hutan semacam itu, TIDAK ada di Jawa. Cantik.
 Penginapan sulit diperoleh di Temi karena memang bukan lokasi wisata dengan objek yang melimpah. Hanya ada satu hotel, Hotel Nusa Indah. Namun, bila teman-teman menyandang almamater atau sejenisnya dan sedang dalam rangka tugas yaa..seperti saya ini, (menaikkan kerah baju) KKN, teman-teman bisa menginap di rumah warga. Tinggal strateginya gimana aja biar bisa menginap. Misalnya ijin ke tempat Pak RT atau Orang Terpandang di kampung, dan bercerita p x l x t mengenai tujuan datang dan betapa indahnya Papua, di akhir cerita silakan dibubuhi kesulitan mendapatkan tempat menginap. Tapi hati-hati, karena standar harga Jawa dan Papua itu jauh berbeda, jadi pastikan dengan tegas apakah penginapan itu bayar atau tidak ^^ Ammuke!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar