Jumat, 29 April 2016

Semua yang dititipkan akan kembali

Memiliki terlalu mahal untukku. Biasanya aku hanya boeh melihat, memandang, dan berkhayal saja. Sesekali waktu pernah juga dipinjamkan walau hanya sebentar. Tapi memilki? Bahkan diriku ini milik orang lain.

Semua yang aku kenakan adalah pinjaman. Semua yang aku makan adalah sisa. Semua yang aku inginkan adalah mimpi.

Hadiah? Barang mewah apalagi itu? Aku tak pernah mendengarnya sama sekali.

Pujian? Sejak kapan barang berharga seperti itu diberikan kepada gelandangan? Aku bahkan tak berani berkhayal mendapatkannya.

Kasihan? Aku tak butuh itu. Aku bukan gelandangan sengsara seperti yang kamu pikirkan. Kamu yang hampir memiliki segalanya merasakan ambisi, atau obsesi untuk menyempurnakan. Yang kamu juga tahu itu takkan pernah berhasil. Kamu yang punya banyak, pasti juga merasakan banyak kehilangan.

Aku? Aku bahkan tak tahu bagaimana rasanya terluka karena kehilangan yang dimiliki. Aku tak pernah memilki, ingat bukan? Aku tak tahu bagaimana berambisi dan terobsesi. Aku damai dalam ketidakpunyaanku.

Aku tak benar-benar merasa memiliki sesuatu yang hanya dititipkan padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar